Minggu, 09 Juni 2013

Konsep Pendidikan IPS di Indonesia dan Perkembangannya


Pembahasan tentang pendidikan IPS tidak bisa dilepaskan dari interaksi fungsional perkembangan masyarakat Indonesia dengan sistem dan praktis pendidikannya. Interaksi fungsional disini adalah bagaimana perkembangan masyarakat mengimplikasi terhadap tubuh pengetahuan pendidikan IPS dan bagaimana tubuh pengetahuan pendidikan IPS turut memfasilitasi pengembangan aktor sosial dan warga negara yang cerdas dan baik, yang dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap perkembangan masyarakat Indonesia. Pemikiranm mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran “Social Studies” di Amerika Serikat.
 Konsep “Social Studies” secara umum berkembang di Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara yang telah menujukkan reputasi akademis dalam bidang sosial, seperti dengan berdirinya National Council for The Social Studies (NCSS) pada tanggal 20-30 November 1935. dalam pertemuan ini, disepakati bahwa “Social Science as the Core of the Curriculum” yaitu menempatkan bahwa social studies sebagai core curriculum. Sedangkan pada tahun 1937, pilar historis-epiostemologis, social studies yang pertama, berupa suatu definisi tentang “Social Studies” yang berawal dari Edgar Bruce Wesley yaitu The Social Studies Are The Social Sciences Simplified Pedagogical Purpose yang artinya bahwa “The Social Studies” adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Kemudian dikembangkan bahwa social studies berisikan aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat. Berdasarkan pengamatan Edgar Bruce Wesley selama 40-an tahun bahwa bidang social studies mengalami perkembangan dengan adanya ketakmenentuanm ketakberkeputusan, ketakbersatuan, dan ketakmajuan terutama pada tahun 1940-1970-an.


Konsep Pendidikan IPS di Indonesia secara historis epistemologis terasa sangat sukar karena dua alasan, pertama di Indonesia belum ada lembaga profesional bidang IPS sekuat pengaruh NSCC dan kedua, pembelajaran IPS sangat tergantung pada pemikiran individual atau kelompok pakar. Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pertama kalinya muncul dalam seminar Nasional tentang Civic Education pada tahun 972 di Tawangmangu Solo, menurut laporan tersebut seminar (Panitia Seminar Nasional Education Civic, 1972:2, dalam Winataputra, 1978:42) ada 3 istilah yang muncul dan digunakan secara bertukar pakai (interchangeably), yakni : 1. Pengetahuan Sosial, 2.Studi Sosial, dan 3. Ilmu Pengetahuan sosial. 
Konsep IPS pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan pada tahun 1972-1973 yakni dalam Kurikulum Proyek Perintis sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah, Pendidikan Kewarganegaraan/ Social Studies sebagai mata pelajaran sosial terpadu.
Dalam kurikulum 1975 Pendidikan IPS menampilkan empat profil, yaitu : Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Pendidikan Kewarganegaraan yang mewadahi tradisi "Citizehship transmission". Pendidikan IPS terpadu untuk SD, pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP, pendidikan IPS terpisah-[isah yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA.
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini pendidikan IPS terpilah dalam dua arah yaitu : PIPS untuk dunia persekolahan yang pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisasikan secara psiko-pedagogis untuk tujuan pendidikan persekolahan. PDIPS untuk perguruan tinggi pendidikan guru IPS yang merupakan penyeleksian secara ilmiah dan meta psiko pedagogis dari ilmu sosial humaniora dan disiplin lain yang relevan untuk tujuan pendidikan profesional guru IPS.

0 komentar:

Posting Komentar